Diberdayakan oleh Blogger.

Kepemimpinan

TUGAS MAKALAH

STUDI HADIS EKONOMI

KEPEMIMPINAN


PENDAHULUAN

 Inti dari manejer adalah kepemimpinan. maksudnya ailah menejer yang sangat cerdas dalam menyusun tata organisasi, tadak efesien dan efektif bila tidak disertai dengan kemampuan kepemimpinan. kepemimpinan adalah sebuah keharusan,agar kehidupan sebuah organisasi atau perusahaan,bahkan Negara, akan lebih terarah.memimpin adalah sebuah aksi mengajak sehingga memunculkan antraksi dalam struktur sebagai bagiaan dari peroses pemecahan masalah bersama.
Dalam pandangan islam individu adalah pemimpin apa lagi seorang menejer.ia diberi amanah oleh organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar,dan harus mempertanggungjawabkannya pada organisasi atau perusahaan dan tentunya juga pada allah SWT. hal ini tercermin dalam hadis bukhori sebagai berikut yang artinya: Rasulullah SAW bersapda” setaip kamu adalah pemimpin, dan setaip pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya dari yang dipimpinnya,seorang Imam akan diminta pertanggungjawabannya dari yang dipimpimnya,seorang laki-laki adalah pemimpin akan diminta pertnggungjawabannya dalam keluaraganya, seorang perempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan diminta pertnggungjawabannya ,pekerja adalah pemimpin dalam harta tuannya,akan diminta pertangjawban dari yang dipimpinnya. setiap kamu adalah pemimpin akan diminta pertnggungjawabannya dari yang dipimpinnya” Masalah dasar kepemimpinan adalah pengambangan skill yang dapat memengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan.seorang menejer ingin memperbaiki kemampuannya untuk memengaruhi bawahan,perlu mengerti diri sendiri,bawahan,situasi dan tehnik komunikasi. dalam islam,seseorang pemimpin hendaknya dapat menenangi hatinya dengan baik,sehat lahir dan batin. Kalau kita merujuk dari hadis yang ada diatas maka sangat perlu sekali seorang pemimpin itu harus orang yang benar-benar mempunyai kemampuan karena kelak akan diminta pertanggungjawaban kiata diahirat nati.




PEMBAHASAN

1.    ARTI KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan

Inti dari manejer adalah kepemimpinan.maksudnya ailah menejer yang sangat cerdas dalam menyusun tata organisasi, tadak efesien dan efektif bila tidak disertai dengan kemampuan kepemimpinan. kepemimpinan adalah sebuah keharusan,  agar kehidupan sebuah organisasi atau perusahaan, bahkan Negara, akan lebih terarah. memimpin adalah sebuah aksi mengajak sehingga memunculkan antraksi dalam struktur sebagai bagiaan dari peruses pemecahan masalah bersama.
Menurut robins kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengruhi suatu kelompok (masyarakat dalam suatu organisasi formal atau tidak farmal) kearah terciptanya tujuan.
Kreitner menyatakan bahwa memimpin berbeda dengan mengelola.mengelola terfakus pada memberikan perintah dan konsisten pada organisasi, termasuk merencanakan, mengorganisasi, staffing, budgeting, pengawasan\pengendalian, dan mengatur tujuan-tujuan yang berkualitas. sedangkan kepemimpinan (leading) adalah kemampuan untuk memengruhi, memotivasi, dan memberi perintah kepada orang lain. 

Para ahli berbeda pendapat tentang kepemimpinan dan menejer,seseorang dapat menjadi pemimpin tampa harus menjadi menejer, seseorang dapat menjadi menejer tampa jadi pemimpin,sehingga tidak perlu memengaruhi dan memotivasi bawahannya. benis dan nanus dalam bukunya gary yulk berpendapat bahwa menejer adalah orang yang melakukan sesuatunya dengan baik,sedang pemimpin adalah orang yang melakukan sesuatunya dengan benar.

Dalam pandangan islam individu adalah pemimpin apa lagi seorang menejer.ia diberi amanah oleh organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar,dan hurus mempertanggungjawabkannya pada organisasi atau perusahaan dan tentunya pada allah SWT.hal initercermin dalam hadis bukhori sebagai berikut yang artinya: Rasulullah SAW bersapda” setaip kamu adalah pemimpin, dan sretaip pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya dari yang dipimpinnya, seorang Imam akan diminta pertanggung jawabannya dari yang dipimpimnya, seorang laki-laki adalah pemimpin akan diminta pertnggungjawabannya dalam keluaraganya, seorang perempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan diminta pertnggungjawabannya, pekerja adalah pemimpin dalam harta tuannya,akan diminta pertangjawban dari yang dipimpinnya.setiap kamu adalah pemimpin akan diminta pertnggungjawabannya dari yang dipimpinnya”.

2.    Asas Kepemimpinan 

Asas Kepemimpinan

Terdapat beberapa asas kepemimpinan untuk bangunan kepemimpinan yaitu:

a.    Keimanan dan ketakwaan

Seorang pemimpin huruslah mempunyai tingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi,sehingga memahami bahwa kemampuan memimpin yang dia memiliki adalah pemberi tuhan.dan sebagai manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan.ia harus berusaha dan dan menyandarkan usahanya pada sang pencipta dengan penuh tawakal. sebagaimana khadis nabi yang diriwayatkan oleh ibnu majah yang artinya sbg: “nabi SAW bersapda”andai kamu tawakal kepada Allah dengan sepenuhnya,maka Allah memberikan kamu rizki, sebagaimana Allah member rezeki kepada burung dari pagi dalam keadaan lapar,pulang disore hari dalam keadaan kenyang"

b.    Kekuasaan dan wewenang sesuai dangan yang diberikan oleh tuhan

selanjutnya kepemimpinan erat kaitannya dengan kekuasaan, namun dalam islam pemilik kekuasaan yang tertinggi adalah Allah SWT, manusai hanya mendapat amanan dari pemegang kekuasaan yang tertinggi. Sebagai mana khadis nabi yang diriwayatkan oleh bukhori yang artinya sbg: “nabi setiap selesai shalat maktubah berzikir: tidak ada tuhan selain Allah,  maha esa taida yang menyamiainya, baginya kekuasaan dan segala puji baginya, maha kuasa atas segala sesuatu,ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang engkau berikan, tiada yang bisa memberi apa yang engkau tahan,dan kekayaan tidak akan memberi mamfaat”

c.    Musyawarah

 Asas yang tak kalah pentingnya adalah Asas musyawarah,diterangkan dalam surah Ali imran ayat 159 . yang artinya sebagai berikut:”maka disebabkan dari rahmat Allah lah kamu berlemahlembut terhadap mereka.sekiranya kamu bersifat keras lagi berhiti kasar,tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkan lah meraka, mohonkanlah ampun bagi mereka,dan bersyukurlah dengan mereka dalam urusan itu (246) kemudian apa bila kamu telah membulatkan tekad,maka bertawakkallah kepada Allah. sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawkkal kepadanya” maka  melalui musawarah akan terbangunnya tradisi keterbukaan dan persaudaraan.

3.    Sifat Kepemimpinan

Sifat Kepemimpinan

Masalah dasar kepemimpinan adalah pengambangan skill yang dapat memengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan. seorang menejer ingin memperbaiki kemampuannya untuk memengaruhi bawahan, perlu mengerti diri sendiri, bawahan, situasi dan tehnik komunikasi. dalam islam, seseorang pemimpin hendaknya dapat menenangi hatinya dengan baik, sehat lahir dan batin.Sebagaimana khadis nabi yang diriwayatkan oleh imam ahmad yang artinya sebagai berikut: “rasullullah SWT bersapda”sesungguhnya pada diri manusai terdapat sekumpulan daging yang jika sekumpulan daging itu selamat dan sehat maka selamatkanlah dan sehatkan lah seluruh jasatnya,jika ia sakit maka sakit dan rusaknya seluruh jasadnya,ingatlah itu hati."

Dari hadis itu dapat dipahami bahwa manusia adalah makhluk Allah yang diberi hati selain akal atau otak. Jika hatinya baik maka perilakunya akan baik, begitu sebaliknya jika hatinya jelek maka perilakunya juga akan jelek. Hati berfungsi membedakan yang baik dan yang buruk yang di inginkan dalam islam adalah manusia yang mempunyai hati yang dapat membimbing dan mengatur otaknya sehingga perilakunya baik dan benar, bukan sebaliknya otak yang mengatur hatinya. Manusia juga diberi jasad dan cahaya serta nafsu, jika hati dikuasai oleh nafsu maka ia seaka-akan matanya buta, telinganya tuli dan hatinya tertutup, sehingga perilakunya pun akan jauah dari ajaran agama.

Seorang pemimpin harus peka terhadap perubahan lingkungan yang dihadapinya, karena sikap yang sudah terbentuk sebelumnya cenderung negative. Hal ini tidak mudah, oleh sebab itu seorang pemimpin harus bisa menjadi inspirasi buat bawahannya, sebagaimana yang terjadi pada duru Rasulullah. Beberapa teori kepemimpinan dapat ditemukan pada diri Nabi Muhammad, misalnaya empat fungsi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Stephen covey. Konsep ini menekankan bahwa seorang pemimpin harus memiliki empat fungsi kepemimpinan, yaitu sebagai perintis, penyelaras, pemberdaya dan panutan , bahkan nabi seorang pemimpin yang mampu member tauladan atau uswah khasannah, yang ternyata hal ini adalah sebagai model kepemimpinan yang terttinngi. Seorang pemimpin yang efektive adalah yanga mempepunyai kompetensi dasar dan kopentensi fungsional adapun kopetensi dasarnya adalah:

1.Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh imam Muslim yang artinya sebagai berikut: Nawas bin siman al-anshari berkata “ saya bertanay pada Rasulallah tentang yang terpuji dan yang tercela, terpuji adalah ahkaq yang baik, yang tercela adalah sesuatu yang meresahkan hati yang tidak ingin diketahui orang lain”.

2.    Jujur dan terpercaya 

Jujur dan terpercaya


Sebagaimana hadis Nabi yang di Riwayatkan oleh Imam bukhari yang artinya sebagai berikut: Nabi SAW bersabda: “kejujuran mendapatkan kebaikan, menunjukan kesurga, sesungguhnya seseorang berbuar jujur hingga menjadi orang yang jujur. Kebohongan menunjukan kejelekan, kejelekan menunjukan keneraka, ada orang yang pasti berbohong sehinngga ditulis oleh Allah sebagai pembohong”. Berdasarkan hadis tersebut maka peranan manejer atau pemimpin sangat strategis dalam mengelola sumber daya manusia. Walaupun ada banya variabel yang mempengaruhi perubahan sikap, tetapi semua variabel itu dapat diuraikan dan dipandang dari dua faktor umum yaitu kepercayaan kepada factor pengiriman dan pesan itu sendiri. Jika kariawan tidak percaya kepda pemimpinnya, maka mereka tiadak akan menerima pesan atau perubahan sikap. Begitupula jika pesan tidak meyakinkan, maka aka ada tekanan untuk perubahan. Oelh sebab itu menejer seorang pemimpin perlu membangun kepercayaan dan keyakinan pengikutnya.

3.    Terbuka

Sebagaiman hadis nabi yang diriwayatkan oleh imam bukhari yang artinya sebagai berikut:
Jarir berkata “saya Bai’at pada Rasul membaca syahadat, melakukan shalat, mengeluarkan zakat, mendengarkam dan taat serta saling menesehati (menghendaki yang baik) sesame muslim”

4.    Mampu mengendalikan diri/tadak tamak
Sebagaimana sabda nabi yang artinya sebagai berikut:
rasulullah SAW bersapda: “makanan dau orang cukup untuk tagi orang makanan tiga orang cukup empat orang”

5.     Mengembangkan orang lain
Sebagai mana khadis nabi yang diriwayatkan oleh imam bukhori yang artinya sebagai berikut:
Nabi bersapda”muslim yang sempurna adalah orang yang menyelamatkan muslim dari bahaya lisan,tangannya, muhajir adalah orang yang ijrah dari apa yang dilarang Allah”

6.    Pelayanan
Sebagaimana khadis nabi yang diriwayatkan oleh imam turmudzi yang artinya sebagai berikut:
Nabi bersapda”muslim yang sempurna adalah orang yang menyelamatkan muslim dari bahaya lisan dan tangan nya,mukmin adalah yang memberi aman pada mukmin lainnya atas harta dan darahnya” 

7.    Mempermudah.
Sebagai mana hadis nabi Yang diriwayatkan oleh imam turmudzi yang artinya sebagai berikut:
Rasulullah SAW. Bersabda “barang siapa yang menghilangkan kesulitan dunia sesame mu’min maka Allah akan menghilangkan kesulitannya di akhirat, barang siapa yang menutup aib seseorang muslim maka Allah akan menutupinya di dunia dan ahkirat. Allah akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya”
Adapun kopetensi fungsionalnya adalah : Berilmu ,Keahlian

4.    Pemimpin Perempuan "
Sebgaimana hadis nabai yang diriwayatkan oleh imam bukharai yang artinya sebagai berikut: abi bakar berkata: “sesungguhnya Allah telah member manfaat dengan satu kalimat yang saya dengar dari Rasulullah pada perang jamal, ketika Rasulullah datang ada kabar bahwa telah diangkat seorang Ratu di Persia, yaitu bintu kisra. “beliau bersabda:” tidak akan sejahtera suatu bangsa jiaka serahkanpada perempuan.” Hadis tersebut seringkali dijadikan alat legitimasi untuk memarginalkan perempuan dalam kepemimpinan. Sebenarnya, al-quran tidak pernah memberikan keutamaan pada jenis kelamin tertentu, ataupun mengistimewakan suku tertentu, laki-laki dan perempuan, dan suku bangsa mana pun mempunyai potensi yang sama untuk menjadiakn seorang pemimpin publik dan hamba Allah. Hanya saja yang dapat membedakan di sisi Allah adalah ketaqwaan manusia itu sendiri . Maka perelu dikaji kembali surah an-nisa’ yakni kaum laki-laki menjadi tanggung jawab kaum perempuan,  yang menjadikan pijakan utama pengharaman pemimpin perempuan.

Secara historis, menurut imam Abul hasan ibnu ahmad al-wahidin (w.468 h) sebab-sebab turunnya ayat tersebut bermula dari cerita sa’at Ibnu Rabi’, seorang pembesar anshar. Diceritaka bahwa istrinya telah berbuat durhaka, dan menentang keiinginan sa’at untuk bersetubuh, lalu ia ditampar oleh sa’at. Peristiwa tersebut sampai pada pengaduan nabi. Nabi kemidaian memutuskan untuk menghukum sa’at, akan tetapi habibah beserta ayahnya mengayunkan beberapa langfkah untuk melaksanakan hukum, nabi memanggil keduanya lagi, seraya memberikan informasi ayat yang baru turun melalui jibril (ayat al-nisak 34), sehingga hukuman tersebut  dibatalkan. Dari sisni dapat dipahami bahwa pemakaian ayat tersebut untuk mengharamkan kepemimpinan perempuan diluar urusan “ranjang” juelas memiliki validitas argumentasi yang sangat lemah. Ayat tersebut bukan kalimat intruksi

Apabila memerintahkan konsidran ayat tersebut (wabima anfaqu min amwalihim) dan mengaitkannya dengan Qs.2:228, bahwa perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya, dan Allah Maha perkasa lagi maha bijaksan maka sebenarnya ayat tersebut hanya berbicara tentang kepemimpinan raumah tabgga (suami terhadap isrti) dan ini pun hanya dalam hal fungsi ekonominya, Aabi hasan ali bin Muhammad dari mazhab syafi’iyah, menyebutkan bahwa syarat pemimpin adalah adil, berilmu, sehat fisik, kuat agama, kemampuan mengatur yang maslahahtul ummah, punya keberanian dan bersih lingkungan dengan demikian tida syarat harus laki-laki.

Muffasir klasik menggunakan ayat tersebut sebagai sebuah legalitas normative kepemimpinan laki-laki atas perempuan baik dalam rumah tangga maupun dalam aspek yang lebih luas, alasan karena dianggap tidak bisa menjaga Muharramat. Pernyataan yang muncul adalah bagaimana kalau bisa menjaga muharramat? Karenanya, para peminis muslim menyepakatinya tentang perlunya memahami ayat dan juga hadis tersebut melalui pendekatan kontektual dengan tidak hanya terpaku pada makna litralnya serta mengkaji konteks  asbabul al-wurut. Jika ditelusuri asbabul al-wurut dari hadis tersebut, menurut ahmad ibnu hajar al-asgalani (w,852 h), hadis tersebut bermula dari kisah Abdullah ibnu hudsyafah, kurir Rasulullah SAW. Yang menyampaikan surat ajakan masuk islam terhadap kisra anusyirwan, penguasa Persia yang beragama majusi. Ternyata ajakan tersebut ditanggapi sinis dengan sinis dengan merobek-robek surat yang telah dikirimkan nabi SAW. Dari laporan tersebut nabi memiliki firasayat imperiun versia kelak akan terpecah belah sebagaimana anusirwan merobek-robek surat tersebut. Tidak berapa lama firasat itu terjadi, hingga ahirnya kerajaan tersebut di pimpin putrid qisra yang bernama buran. Mendengar realiata negeri versia yang dipimpin wanita nabi berkomentar: “lan yufliha kaumun walaun amrahum imro’atan” komentar nabi ini sangat argumentataif, karena kapasitas buran yang lemah dibidang kepemimpinan. Karena itu, hokum haram (larangan) pun tidak memiliki signifikan yang akurat. Hadis itu sebenarnya harus dimaknai dalam kontek:

a.    Hadis tersebut berlaku ke khusus, yakni respon nabi terhadap pengankatan putri kisran sebagai raja yang menggantikannya.

b.    Hadis tersebut bersifat informative sehingga tidak memiliki relevansi hokum jika ditarik sebagai justisfikasi larangan kepemimpinan perempuan secara umum.

c.    Kapasitas dan kapabilitas putrid kasra perlu dipertanyakan mengingat situasi dan kondisi secara umum masyarakat versia saat itu.

d.    Beberapa kalanga mampertanyakan setatus dan validitas hadis tersebut, baiak diarti aspek sanat maupun matannya. Dalam realitas di masyrakat, ternyata banyak pemimpin publik perempuan yang tidak kalah keberhasilannya dibandingkan dengan pemimpin public laki-laki. Dapat dipahami, bahwa kelemahan perempuan sebenarnya hanya merupakan pandangan cultural pada masa lampau, yakni memeposisikan perempuan semata-mata sebagai sub ordinatif. Penilaian itu bukan suatu yang mutlak, melainkan terus berubah sejalan dengan perkembangan zaman yang dinamis, dalam konteks ini, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi tatanan masyrakat pada suatu masa sangat mempengaruhi pola berfikir setiap manusianya.

Pada hakekatnya, esensi dari kepemimpinan terletak pada moral, kualiatas dan kapabilitasnya. Perempuan mempunyai hak untuk menikmati hak-hak politik, memiliki kesenpatan yang sama dengan laki-laki dalam menggapai hak untuk dipilih sebagai pemimpin publik dan hak untuk menduduki jabtan politik. Pemahaman yang melarang tampilnya kaum perempuan sebagai pemimpin publik, hanya didasarkan pada pemahaman nas secara tekstual dan intervertatip jika nas yang dianggap sebagai landasan larangan itu dipahami dengan membrikan intervretasi secara kontekstual, akan diperoleh hukuman yang memperbolehkan seorang perempuan tampil sebagai pemimpin publik.
Dapat dipahami, bahwa kelemahan perempuan sebenarnya hanya merupakan pandangan cultural pada masa lampau, yakni memeposisikan perempuan semata-mata sebagai sub ordinatif. Penilaian itu bukan suatu yang mutlak, melainkan terus berubah sejalan dengan perkembangan zaman yang dinamis, dalam konteks ini, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi tatanan masyrakat pada suatu masa sangat mempengaruhi pola berfikir setiap manusianya.



KESIMPULAN

Pemimpimpin adalah seorang yang melakukan segala sesuatu yang benar karena pemimpin itu juga sebagai contoh teladan bagi masyarakat atau rakyat yang dipimpin. Sehingga pemimpin itu harus orang yang bisa mengemban amanah karena pemimpin itu sangat berat kali pertanggung jawabannya baik di dunia apalagi di akhirat kelak. Jika baik seorang pemimpin maka suatau neagara akan baik pula begitu juga sebaliknya jika buruk seorang pemimpin maka otomatis suatu Negara akan buruk pula,
kepemimpin itu bukanlah di pegang oleh seorang laki-laki akan tetapi pemimpin itu juga bisa dipegang oleh seorang perempuan. Pada hakekatnya, esensi dari kepemimpinan terletak pada moral, kualiatas dan kapabilitasnya. Perempuan mempunyai hak untuk menikmati hak-hak politik, memiliki kesenpatan yang sama dengan laki-laki dalam menggapai hak untuk dipilih sebagai pemimpin publik dan hak untuk menduduki jabtan politik. Pemahaman yang melarang tampilnya kaum perempuan sebagai pemimpin publik, hanya didasarkan pada pemahaman nas secara tekstual dan intervertatip jika nas yang dianggap sebagai landasan larangan itu dipahami dengan membrikan intervretasi secara kontekstual, akan diperoleh hukuman yang memperbolehkan seorang perempuan tampil sebagai pemimpin publik.



DAFTAR PUSTAKA

 Qs.al-Baqarah,2:30
Hadis-hadis ekonomi, Muslihun. 1990
Jhon K Hemphill dalam hoy and Miskel, Educational Administration: theory, Research, Peraktice (New York, 1991 hlm, 252)
Qs. Ali-imran, 3:159
Muhammad syafi’I Antonio, Muhammad super leader super manager (Jakarta: tazkia multi media dan pro LM centre, 2007),hlm. 20
Qs. Al-nisa’,4:34
Abi Hasan Ali bin Muhammad, Ahkamu Sultani’ah (tp. Tt.) hlm. 6