Makalah Supervisi Pendidikan
Makalah Supervisi Pendidikan - Supervisi sebagai pengawasan profesional membina Guru mempertinggi kinerjanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
para kepala sekolah selaku pengawas pembelajaran sangat memahami perbedaan
konsep supervisi dan pengawasan umum, wawancara dengan kepala sekolah
mengungkap pernyataan yang mengemukakan bahwa “syarat awal membina guru agar
efektif dimulai dengan hubungan kolegial yang akrab dan bersahabat, bebaskan
guru dari sekat atasanbawahan yang membedakannya, dari situ diketahui siapa
guru yang perlu mendapat supervisi”.
Pernyataan dalam ungkapan itu menunjukkan bahwa kepala sekolah berusaha memperkecil jarak birokrasi antara ia sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya. Untuk melaksanakan pengawasan ia perlu memulainya dengan hubungan akrab yang bersahabat. Kepala sekolah memahami bahwa pengawsan profesional merupakan sebuah jasa layanan dalam bentuk bantun yang profesional pula, yang harus diberikan kepada guru yang memerlukannya, untuk itu sekat hubungan harus direduksi sekecil mungkin. Bilamana jasa layanan supervisi pengawasannya ingin berhasil, maka guru sejak awal harus menjadi kerabat kerja yang akrab, dan tidak dirasakan adanya penghalang birokrasi antara yang menjadi pemisah antara kepala sekolah dan guru sebagai stafnya. Selain itu supaya tujuan pengawasannya berhasil mencapai sasaran peningkatan mutu mutu mengajar yang diinginkan, kepala sekolah harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang seharusnya yang menjadi sasaran supervisinya.
Wawancara dengan kepala sekolah juga memperoleh gambaran kongkrit tentang pemahaman keberhasilan jasa layanannya, diungkapkan dengan pernyataannya yang dikemukakannya.
Pernyataan dalam ungkapan itu menunjukkan bahwa kepala sekolah berusaha memperkecil jarak birokrasi antara ia sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya. Untuk melaksanakan pengawasan ia perlu memulainya dengan hubungan akrab yang bersahabat. Kepala sekolah memahami bahwa pengawsan profesional merupakan sebuah jasa layanan dalam bentuk bantun yang profesional pula, yang harus diberikan kepada guru yang memerlukannya, untuk itu sekat hubungan harus direduksi sekecil mungkin. Bilamana jasa layanan supervisi pengawasannya ingin berhasil, maka guru sejak awal harus menjadi kerabat kerja yang akrab, dan tidak dirasakan adanya penghalang birokrasi antara yang menjadi pemisah antara kepala sekolah dan guru sebagai stafnya. Selain itu supaya tujuan pengawasannya berhasil mencapai sasaran peningkatan mutu mutu mengajar yang diinginkan, kepala sekolah harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang seharusnya yang menjadi sasaran supervisinya.
Wawancara dengan kepala sekolah juga memperoleh gambaran kongkrit tentang pemahaman keberhasilan jasa layanannya, diungkapkan dengan pernyataannya yang dikemukakannya.
“Kepala sekolah sebagai supervisor
harus mengetahui lebih dahulu dan lebih jelas dibanding guru tentang apa yang
akan dibina agar pembinaan terhadap guru dapat berhasil. Bila tidak semuanya
hanya dikira-kira dan guru tidak mau mencoba melanjutkan atau memperbaiki dan
melakukan perubahan karena tidak jelas apa yang harus diperbuatnya”.
Faktor yang menjadikan supervisi pengawasan terhadap guru yang membutuhkannya berhasil dikarenakan bahwa dalam lingkungan sebuah lembaga, ‘yang lebih tinggi membina yang lebih rendah, yang yunior memperoleh pembinaan dari yang senior, pembinaan diberikan dalam suasana kerja yang harmonis’.
Faktor yang menjadikan supervisi pengawasan terhadap guru yang membutuhkannya berhasil dikarenakan bahwa dalam lingkungan sebuah lembaga, ‘yang lebih tinggi membina yang lebih rendah, yang yunior memperoleh pembinaan dari yang senior, pembinaan diberikan dalam suasana kerja yang harmonis’.
Faktor lain yang memengaruhi
keberhasilan membina guru dalam kegiatan supervisi profesional, dikarenakan
kesadaran guru untuk saling mengingatkan akan tugas masing-masing, diantara
mereka dalam suasana keakraban. Diantara guru kelas terjadi saling memberi
saran dalam suasana kekeluargaan yang informal, harmonis, terbebas dari
hubungan kaku.
Terungkap dari pernyataan “secara
teknis, proses saling mengingatkan dan memberi saran antar guru-guru atau dari
kepala sekolah kepada guru, dilakukan dalam suasana kekeluargaan yaitu yang
resmi tapi tidak terlalu serius sehingga terasa nyaman apalagi menyangkut hal-hal
yang negatif.Jadi yang diutamakan disini adalah suasana kekeluargaan sehingga
upaya perbaikan kualitas mengajar dapat berjalan dengan lancar dan terbuka
diantara guru-guru dan kepala sekolah. Pengawasan bertujuan agar guru dapat
lebih baik dalam menjalankan tugasnya dari yang tampak sedang dilakukannya,
berupa kerjasama yang harmonis bukan sebagai atasan dan bawahan tetapi sebagai
profesi yang setara, akan lebih melekat bila suasananya informal, ketika guru
yang dibina dalam keadaan baik, akrab, penuh kesadaran, kepala sekolah harus
mengetahui saat itu, dan ciptakan suasana riang, tidak dalam keadaan cape dan
stress atau sedang tegang.
2.
Rumusan
Masalah
a. Menjelaskan arti/makna supervisi sebagai pengawasan profesional membina guru mempertinggi kinerjanya,.
b.
Menjelaskan supervisi sebagai pengawasan profesional membina guru
mempertinggi kinerjanya, mengapa?
c.
Mempertegas dari seluruh pernyataan yang ada dalam bacaan diatas dan
berhubungan dengan “perbedaan antara supervisi layanan profesional dengan pengawasan
umum.
d.
Supervisi itu apa? Bagaimana bisa membedakan secara tegas seseorang yang sedang
melakukan supervisi, dan yang sedang melakukan pengawasan kontrol atau
inspeksi. Jelaskan tujuan, teknik dan prilakunya sehingga jelas perbedaan
keduanya.
e. Membaca dan menjelaskan isi konsep supervise
.
e. Membaca dan menjelaskan isi konsep supervise
.
3. Tujuan diadakan jurnal tentang supervisi
• Untuk mengetahui dan mengerti tentang pengertian dari
supervisi
• Untuk memahami supervisi sebagai pengawasan profesional
• Untuk memahami tugas seorang supervisor sebagai pembina guru dalam meningkatkan kualitas kinerjanya
• Untuk memahami supervisi sebagai pengawasan profesional
• Untuk memahami tugas seorang supervisor sebagai pembina guru dalam meningkatkan kualitas kinerjanya
4. Manfaat dari jurnal supervisi
Manfaat dari pengertian supervise ini
diharapkan untuk para pembaca dapat memahami supervisi sebagai pengawasan
profesional dalam membina guru untuk mempertinggi kinerjanya.
5. Metode Penulisan
5. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam menyusun
makalah ini adalah Studi Pustaka dan Internet sebagai referensinya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Supervisi
Supervise
adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasidan membimbing secara kontinu
pertumbuhan guru_guru disekolah baik secara individual maupun secara kolektif,
agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran.
Dengan demikian mereka dapat
menstimulasi dan memebimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinu serta mampu
dan lebih cakap berpartisifasi dalam masyarakat demokrasi modern (boardmen et
al,1953 : 5).
Berbeda dengan Mc Nerney (1951 : 1)
yang melihat supervise itu sebagai suatu prosedur pemberi arah serta mengadakan
penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
2. Pengawas pembelajaran
Di
dalam sebuah sekolah, seorang Kepala sekolah bertindak sebagai pengawas
pembelajaran, yaitu seorang Kepala sekolah mempunyai kewenangan yang besar
dalam membuat kebijakan tingkat sekolah, melaksanakannya, dan mengawasinya
supaya sekolah yang dipimpinnya semakin memiliki kemampuan untuk mengembangkan
potensi diri dan lingkungannya. Segala aktivitas yang dilakukan Kepala sekolah,
baik itu pengwasan, pengarahan ataupun pembinaan dan bimbingan yang dilakukan
oleh Kepala sekolah kepada guru-guru untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar
antara guru dengan murid.
3 . Perbedaan konsep supervisi dan
pengawasan umum
Supervisi
merupakan suatu usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional
dalam menjalankan tugas melayani peserta didiknya. Sedangkan Oteng Sutisna
(1982:38) mengemukakan bahwa di dalam pengawasan tidak adanya usaha tolong
menolong bagi guru untuk mempertinggi kemampuan profesionalnya atau
menganjurkan keaslian atau kreativitas guru sendiri, pembinaan dan peningkatan
mutu selanjutnya dilakukan dalam rangka supervisi. Jadi supervisi dilakukan
dalam rangka membina guru untuk mempertinggi kemampuan mengajarnya yang
mengarah pada meningkatnya kemampuan profesional guru, sedangkan didalam
pengwasan tidak dilakukannya pembinaan, tetapi yang dilakukan dalam pengawasan
adalah inspeksi (memeriksa) kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun staf-staf
yang ada di sekolah tersebut.
4 . “syarat awal membina guru agar
efektif dimulai dengan hubungan kolegial yang akrab dan bersahabat, bebaskan
guru dari sekat atasan bawahan yang membedakannya, dari situ diketahui siapa
guru yang perlu mendapat supervisi”
Bagi
seorang supervisor, harus memahami terlebih dahulu sebagai apa posisinya dan
apa tugasnya seorang supervisor tersebut. Posisi seorang supervisor adalah
sebagai seorang atasan yang tugasnya itu membina dan mengarahkan guru-guru atau
staf-staf sekolah untuk menjadi tenaga yang profesional. Adapun salah satu
syarat awal bagi seorang pengawas dalam membina guru agar efektif yaitu dengan
hubungan kolegial yang akrab dan bersahabat agar menimbulkan rasa kekeluargaan
yang kuat sehingga seorang supervisor itu bukan untuk ditakuti tetapi untuk
dicintai oleh para staf-stafnya. Kemudian dalam pembinaan ini antara seorang
supervisor dan yang di supervisi tidak adanya sekat pembeda, artinya antara
atasan dan bawahan saling bertukar pikiran dan menjalin suasana keakraban yang
harmonis. Didalam sifat kepemimpinan, seorang pemimpin yang peduli terhadap
bawahannya dan menjalin sebuah kekeluargaan didalam ruang lingkup wilayah
kerjanya disebut sifat kepemimpinan Country Club.
5 . Jarak birokrasi antara ia
sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya
Artinya
jarak koordinasi atau jarak kedekatan antara seorang supervisor atau kepala
sekolah dengan para guru yang ia pimpin. Biasanya jarak birokrasi seorang
supervisor terhadap bawahannya sangat kecil jaraknya karena seperti yang telah
dibahas sebelumnya bahwa seorang supervisor melakukan pembinaan terhadap
bawahannya melalui hubungan yang kolegial atau akrab dan bersahabat.
6. Pengawasan profesional merupakan sebuah jasa layanan dalam bentuk bantuan yang professional
6. Pengawasan profesional merupakan sebuah jasa layanan dalam bentuk bantuan yang professional
Pengawasan
profesional yang dilakukan kepada guru-guru merupakan sebuah jasa layanan
pembinaan yang berbentuk bantuan profesional kemudian nantinya akan berakibat
pada meningkatnya kualitas mengajar bagi para guru yang mendapat supervisi atau
layanan jasa tersebut.
7. Sekat hubungan harus direduksi
sekecil mungkin
Sekat hubungan atau pembatas
hubungan antara kepala sekolah dan guru harus di reduksi sekecil mungkin hal
ini juga akan menunjang keberhasilan jasa layanan supervisi pengawasan yang
dilakukan oleh kepala sekolah oleh karen itu sejak awal guru harus menjadi
kerabat kerja yang akrab bagi kepala sekolah.
8. Tidak dirasakan adanya penghalang
birokrasi yang menjadi pemisah
Jika
telah menjalani suasana kerja yang akrab antara kepala sekolah dan guru maka
tidak akan dirasakan lagi adanya penghalang birokrasi yang menjadi pemisah
antara atasan dan bawahan.
9. Sebagai supervisor harus
mengetahui lebih dahulu dan lebih jelas dibanding guru tentang apa yang akan di
bina
Jadi
sebagai supervisor harus mengerti terlebih dahulu apa yang harus di bina untuk
guru, kemudian memahami dengan cara apa guru itu di bina dan mengaplikasikan
hasil pemikiran tentang pembinaan guru tersebut. Jadi seorang supervisor ini
lebih mengetahui tentang pembinaan yang dilakukannya dari pada seorang guru
yang menjadi objek pembinaan tersebut.
10. “yang lebih tinggi membina yang
lebih rendah, yang yunior memperoleh pembinaan dari yang senior, pembinaan
diberikan dalam suasana kerja yang harmonis”
Maksud
dari pernyataan diatas adalah yang mempunyai jabatan tinggi membina yang
jabatannya lebih rendah, seperti kepala sekolah sebagai supervisor membina
guru-guru melalui bantuan profesional yang akan meningkatkan kualitas mengajar
seorang guru tersebut dan pembinaan yang dilakukan oleh seorang supervisor
diberikan dalam suasana kerja yang harmonis bukan suasana kerja yang
menegangkan.
11. Kesadaran guru untuk saling
mengingatkan akan tugas masing-masing
Hal
diatas merupakan salah satu faktor lain yang memengaruhi keberhasilan kepala
sekolah membina guru dalam kegiatan supervisi profesional, karena ketika mereka
mempunyai kesadaran untuk saling mengingatkan kepada sesama guru akan tugasnya
masing-masing terjadi saling memberi saran dalam suasana kekeluargaan yang
informal, harmonis, dan terbebas dari hubungan yang kaku.
12. Resmi tapi tidak terlalu serius
Segala
kegiatan yang dilakukan antara kepala sekolah dan guru dilakukan dengan suasana
kekeluargaan yang akrab dan harmonis sehingga hubungan yang terjadi ini resmi
tapi tidak terlalu serius.
13. Dapat lebih baik dalam menjalankan tugasnya dari yang tampak sedang dilakukannya
13. Dapat lebih baik dalam menjalankan tugasnya dari yang tampak sedang dilakukannya
Suasana
kekeluargaan yang di bina antara kepala sekolah dan guru menjadikan upaya
perbaikan kualitas mengajar guru dapat berjalan dengan lancar dan terbuka baik
kepada kepala sekolah dengan guru maupun guru dengan kepala sekolah yang
berakibat pada kualitas guru yang lebih baik dalam menjalankan tugasnya di ukur
dari cara mengajar yang dilakukannya.
14. Tetapi sebagai sesama profesi yang setara
14. Tetapi sebagai sesama profesi yang setara
Didalam
kerjasama yang harmonis kepala sekolah dan guru tidak melihat antara atasan
terhadap bawahan melainkan dapat dilihat melalui profesi yang dijalankannya yaitu
sebagai tenaga pendidik.
15. Cape dan stress atau sedang tegang
15. Cape dan stress atau sedang tegang
Guru
dapat di bina dengan efektif melalui suasana yang informal, dalam keadaan baik,
akrab, penuh kesadaran, sehingga kepala sekolah mengetahui suasana itu dan
diciptakannyalah suasana yang riang tidak dalam keadaan yang cape dan stress
atau malah sedang tegang.
Supervisi sebagai pengawasan profesional untuk membina guru mempertinggi kinerjanya, karena supervisi merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian peningkatan situasi belajar mengajar, memberdayakan guru dan mempertinggi kualitas mengajarnya. Adapun beberapa faktor yang memperkuat supervisi sebagai pengawasan profesional yang membina guru untuk mempertinggi kinerjanya yaitu :
• Setiap guru memiliki kemampuan lebih dari standar yang ditampilkan
• Guru memiliki cadangan kapasitas yang belum dikembangkan (dominium terae)
• Guru mempunyai kelebihan yang dapat dikembangkan untuk memperbaiki teman sekerjanya
• Adanya tuntutan dari peserta didik, orangtua, stakeholders pendidikan, persaingan, IPTEK.
M.Rifai (1982:20) mengemukakan bahwa supervisi merupakan pengawasan yang lebih profesional dibandingkan dengan pengawasan umum karena perkembangan kemajuan pendidikan yang membutuhkannnya. Sedangakan pengawasan umum hanya bersifat sebagai alat untuk memaksimalkan kinerja sesuai dengan tujuan kemudian mengontrol dan memeriksa apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan fungsinya. Di dalam supervisi terdapat sebuah pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan kinerjanya sebagai pendidik yang profesional, selain itu supervisi mendorong guru lebih berdaya, dan situasi belajar-mengajar menjadi lebih baik, pengajaran menjadi efektif, guru menjadi lebih puas dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini semakin membuktikan bahwa perbedaan antara supervisi layanan profesional dengan pengawasan umum itu sangat berbeda karena supervisi adalah pengawasan yang profesional.
Supervisi merupakan kegiatan membantu meningkatkan kemampuan profesional guru dalam memperbaiki situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. (Oteng Sutisna 1983; Assosiation For Supervison And Curriculum Development, ‘ASCD’ 1987; Djam’an Satori 1997; Sergiovanni & Starratt, 1993; Suharsimi Arikunto, 2004). Supervisi dilakukan secara profesional untuk membina guru meningkatkan kualitas mengajarnya dengan suasana yang bersahabat antara supervisor dengan bawahannya, sedangkan orang yang melakukan pengawasan kontrol atau inspeksi selalu mencari-cari kesalahan dalam melakukan pengawasan dan tidak adanya pembinaan didalam melakukan inspeksi berbeda dengan ketika seorang guru sedang di supervisi oleh kepala sekolah dan guru tersebut di bimbing dan di bina agar kinerjanya dalam mengajar semakin meningkat. Supervisor biasanya selalu terlihat ramah kepada bawahannya dan selalu menciptakan suasana akrab dan riang sedangkan seorang pengawas selalu bersikap dingin dan di takuti oleh bawahannya sehingga jika sedang terjadinya pengawasan maka situasi menjadi tegang dan sangat serius. Apakah itu supervisi atau kontrol inspeksi.
Supervisi sebagai pengawasan profesional untuk membina guru mempertinggi kinerjanya, karena supervisi merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian peningkatan situasi belajar mengajar, memberdayakan guru dan mempertinggi kualitas mengajarnya. Adapun beberapa faktor yang memperkuat supervisi sebagai pengawasan profesional yang membina guru untuk mempertinggi kinerjanya yaitu :
• Setiap guru memiliki kemampuan lebih dari standar yang ditampilkan
• Guru memiliki cadangan kapasitas yang belum dikembangkan (dominium terae)
• Guru mempunyai kelebihan yang dapat dikembangkan untuk memperbaiki teman sekerjanya
• Adanya tuntutan dari peserta didik, orangtua, stakeholders pendidikan, persaingan, IPTEK.
M.Rifai (1982:20) mengemukakan bahwa supervisi merupakan pengawasan yang lebih profesional dibandingkan dengan pengawasan umum karena perkembangan kemajuan pendidikan yang membutuhkannnya. Sedangakan pengawasan umum hanya bersifat sebagai alat untuk memaksimalkan kinerja sesuai dengan tujuan kemudian mengontrol dan memeriksa apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan fungsinya. Di dalam supervisi terdapat sebuah pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan kinerjanya sebagai pendidik yang profesional, selain itu supervisi mendorong guru lebih berdaya, dan situasi belajar-mengajar menjadi lebih baik, pengajaran menjadi efektif, guru menjadi lebih puas dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini semakin membuktikan bahwa perbedaan antara supervisi layanan profesional dengan pengawasan umum itu sangat berbeda karena supervisi adalah pengawasan yang profesional.
Supervisi merupakan kegiatan membantu meningkatkan kemampuan profesional guru dalam memperbaiki situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. (Oteng Sutisna 1983; Assosiation For Supervison And Curriculum Development, ‘ASCD’ 1987; Djam’an Satori 1997; Sergiovanni & Starratt, 1993; Suharsimi Arikunto, 2004). Supervisi dilakukan secara profesional untuk membina guru meningkatkan kualitas mengajarnya dengan suasana yang bersahabat antara supervisor dengan bawahannya, sedangkan orang yang melakukan pengawasan kontrol atau inspeksi selalu mencari-cari kesalahan dalam melakukan pengawasan dan tidak adanya pembinaan didalam melakukan inspeksi berbeda dengan ketika seorang guru sedang di supervisi oleh kepala sekolah dan guru tersebut di bimbing dan di bina agar kinerjanya dalam mengajar semakin meningkat. Supervisor biasanya selalu terlihat ramah kepada bawahannya dan selalu menciptakan suasana akrab dan riang sedangkan seorang pengawas selalu bersikap dingin dan di takuti oleh bawahannya sehingga jika sedang terjadinya pengawasan maka situasi menjadi tegang dan sangat serius. Apakah itu supervisi atau kontrol inspeksi.
Konsep supervisi yaitu mengutamakan suasana kekeluargaan dalam upaya perbaikan
kualitas mengajar guru agar berjalan lancar dan terbuka antara guru dan kepala
sekolah dan bertujuan untuk menjadikan guru lebih baik dalam menjalankan
tugasnya dengan berupa kerjasama yang harmonis bukan sebagai atasan dan bawahan
tetapi sebagai sesama profesi yang setara sehingga akan lebih melekat bila
suasananya informal, ketika guru yang dibina dalam keadaan baik, akrab, penuh
kesadaran, dan terciptanya suasana riang. Sedangkan kontrol inspeksi sangat
berbanding terbalik dengan konsep supervisi yaitu situasi yang diciptakan oleh
adanya inspeksi adalah suasana stress dan menegangkan. Pengawas dalam melakukan
inspeksi berperan dalam mempelajari keadaan dan kondisi sekolah, dan pada
lembaga terkait, kemudian berperan pula dalam melakukan penelitian mengenai
keadaan sekolah secara keseluruhan baik pada guru, siswa, kurikulum tujuan
belajar maupun metode mengajar, dan sasaran inspeksi adalah menemukan
permasalahan dengan cara melakukan observasi, interview, angket, pertemuan-pertemuan
dan daftar isian tugasnya yaitu mensupervisi kinerja kepala sekolah, kinerja
guru, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya, manajemen sekolah, dan
aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan moral, kerjasama dengan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Jadi
dalam jurnal penelitian ini terkait dengan supervise menjelaskan tentang konsep
supervisi layanan profesional untuk melakukan pembinaan terhadap guru agar guru
tersebut kualitas mengajarnya semakin meningkat dan semakin profesional dalam
melakukan kegiatan belajar-mengajar. Dijelaskan pula bahwa situasi yang akrab,
kekeluargaan, dan riang yang diciptakan seorang supervisor dalam melakukan
supervisi sangatlah efektif agar semakin membantu guru tersebut dalam memahami
pembinaan yang di lakukan oleh supervisor tersebut. Kemudian perbedaan antara
suppervisi dan pengawasan umum juga dibahas secara berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA - Makalah Supervisi Pendidikan
Suhardan, Dadang, (2010) Supervisi Profesional, Bandung: AlfaBeta
Tim dosen Administrasi Pendidikan,2010 Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan
http://devianiovie.blogspot.com/2011/04/supervisi-sebagai-pengawasan.html
http://www.slideshare.net/NASuprawoto/kompetensi-supervisi-manajerial-kkps-3
Tim dosen Administrasi Pendidikan,2010 Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan
http://devianiovie.blogspot.com/2011/04/supervisi-sebagai-pengawasan.html
http://www.slideshare.net/NASuprawoto/kompetensi-supervisi-manajerial-kkps-3
0 komentar:
Posting Komentar