Diberdayakan oleh Blogger.

Supervisi Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN


1.    Latar Belakang

Supervisi sebagai pengawasan profesional membina Guru mempertinggi kinerjanya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para kepala sekolah selaku pengawas pembelajaran sangat memahami perbedaan konsep supervisi dan pengawasan umum, wawancara dengan kepala sekolah mengungkap pernyataan yang mengemukakan bahwa “syarat awal membina guru agar efektif dimulai dengan hubungan kolegial yang akrab dan bersahabat, bebaskan guru dari sekat atasanbawahan yang membedakannya, dari situ diketahui siapa guru yang perlu mendapat supervisi”. Pernyataan dalam ungkapan itu menunjukkan bahwa kepala sekolah berusaha memperkecil jarak birokrasi antara ia sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya. Untuk melaksanakan pengawasan ia perlu memulainya dengan hubungan akrab yang bersahabat. Kepala sekolah memahami bahwa pengawsan profesional merupakan sebuah jasa layanan dalam bentuk bantun yang profesional pula, yang harus diberikan kepada guru yang memerlukannya, untuk itu sekat hubungan harus direduksi sekecil mungkin. Bilamana jasa layanan supervisi pengawasannya ingin berhasil, maka guru sejak awal harus menjadi kerabat kerja yang akrab, dan tidak dirasakan adanya penghalang birokrasi antara yang menjadi pemisah antara kepala sekolah dan guru sebagai stafnya. Selain itu supaya tujuan pengawasannya berhasil mencapai sasaran peningkatan mutu mutu mengajar yang diinginkan, kepala sekolah harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang seharusnya yang menjadi sasaran supervisinya.

Wawancara dengan kepala sekolah juga memperoleh gambaran kongkrit tentang pemahaman keberhasilan jasa layanannya, diungkapkan dengan pernyataannya yang dikemukakannya.
“Kepala sekolah sebagai supervisor harus mengetahui lebih dahulu dan lebih jelas dibanding guru tentang apa yang akan dibina agar pembinaan terhadap guru dapat berhasil. Bila tidak semuanya hanya dikira-kira dan guru tidak mau mencoba melanjutkan atau memperbaiki dan melakukan perubahan karena tidak jelas apa yang harus diperbuatnya”.

Faktor yang menjadikan supervisi pengawasan terhadap guru yang membutuhkannya berhasil dikarenakan bahwa dalam lingkungan sebuah lembaga, ‘yang lebih tinggi membina yang lebih rendah, yang yunior memperoleh pembinaan dari yang senior, pembinaan diberikan dalam suasana kerja yang harmonis’.
Faktor lain yang memengaruhi keberhasilan membina guru dalam kegiatan supervisi profesional, dikarenakan kesadaran guru untuk saling mengingatkan akan tugas masing-masing, diantara mereka dalam suasana keakraban. Diantara guru kelas terjadi saling memberi saran dalam suasana kekeluargaan yang informal, harmonis, terbebas dari hubungan kaku.
Terungkap dari pernyataan “secara teknis, proses saling mengingatkan dan memberi saran antar guru-guru atau dari kepala sekolah kepada guru, dilakukan dalam suasana kekeluargaan yaitu yang resmi tapi tidak terlalu serius sehingga terasa nyaman apalagi menyangkut hal-hal yang negatif.Jadi yang diutamakan disini adalah suasana kekeluargaan sehingga upaya perbaikan kualitas mengajar dapat berjalan dengan lancar dan terbuka diantara guru-guru dan kepala sekolah. Pengawasan bertujuan agar guru dapat lebih baik dalam menjalankan tugasnya dari yang tampak sedang dilakukannya, berupa kerjasama yang harmonis bukan sebagai atasan dan bawahan tetapi sebagai profesi yang setara, akan lebih melekat bila suasananya informal, ketika guru yang dibina dalam keadaan baik, akrab, penuh kesadaran, kepala sekolah harus mengetahui saat itu, dan ciptakan suasana riang, tidak dalam keadaan cape dan stress atau sedang tegang.

2.    Rumusan Masalah

a. Menjelaskan arti/makna supervisi sebagai pengawasan profesional membina guru mempertinggi kinerjanya,.
b. Menjelaskan supervisi sebagai pengawasan profesional membina guru mempertinggi kinerjanya, mengapa?
c. Mempertegas dari seluruh pernyataan yang ada dalam bacaan diatas dan berhubungan dengan “perbedaan antara supervisi layanan profesional dengan pengawasan umum
d. Supervisi itu apa? Bagaimana bisa membedakan secara tegas seseorang yang sedang melakukan supervisi, dan yang sedang melakukan pengawasan kontrol atau inspeksi. Jelaskan tujuan, teknik dan prilakunya sehingga jelas perbedaan keduanya.
e. Membaca dan menjelaskan isi konsep supervise.
3. Tujuan diadakan jurnal tentang supervisi
• Untuk mengetahui dan mengerti tentang pengertian dari supervisi
• Untuk memahami supervisi sebagai pengawasan profesional
• Untuk memahami tugas seorang supervisor sebagai pembina guru dalam meningkatkan kualitas kinerjanya

4. Manfaat dari jurnal supervisi
Manfaat dari pengertian supervise ini diharapkan untuk para pembaca dapat memahami supervisi sebagai pengawasan profesional dalam membina guru untuk mempertinggi kinerjanya.

5. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah Studi Pustaka dan Internet sebagai referensinya.



BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian Supervisi
Pengertian Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasidan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru_guru disekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
Dengan demikian mereka dapat menstimulasi dan memebimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinu serta mampu dan lebih cakap berpartisifasi dalam masyarakat demokrasi modern (boardmen et al,1953 : 5).
Berbeda dengan Mc Nerney (1951 : 1) yang melihat supervise itu sebagai suatu prosedur pemberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
Pengawas pembelajaran

Di dalam sebuah sekolah, seorang Kepala sekolah bertindak sebagai pengawas pembelajaran, yaitu seorang Kepala sekolah mempunyai kewenangan yang besar dalam membuat kebijakan tingkat sekolah, melaksanakannya, dan mengawasinya supaya sekolah yang dipimpinnya semakin memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi diri dan lingkungannya. Segala aktivitas yang dilakukan Kepala sekolah, baik itu pengwasan, pengarahan ataupun pembinaan dan bimbingan yang dilakukan oleh Kepala sekolah kepada guru-guru untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar antara guru dengan murid.

 Perbedaan konsep supervisi dan pengawasan umum
Perbedaan konsep supervisi dan pengawasan umum
Supervisi merupakan suatu usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didiknya. Sedangkan Oteng Sutisna (1982:38) mengemukakan bahwa di dalam pengawasan tidak adanya usaha tolong menolong bagi guru untuk mempertinggi kemampuan profesionalnya atau menganjurkan keaslian atau kreativitas guru sendiri, pembinaan dan peningkatan mutu selanjutnya dilakukan dalam rangka supervisi. Jadi supervisi dilakukan dalam rangka membina guru untuk mempertinggi kemampuan mengajarnya yang mengarah pada meningkatnya kemampuan profesional guru, sedangkan didalam pengwasan tidak dilakukannya pembinaan, tetapi yang dilakukan dalam pengawasan adalah inspeksi (memeriksa) kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun staf-staf yang ada di sekolah tersebut.

4 . “syarat awal membina guru agar efektif dimulai dengan hubungan kolegial yang akrab dan bersahabat, bebaskan guru dari sekat atasan bawahan yang membedakannya, dari situ diketahui siapa guru yang perlu mendapat supervisi”
syarat supervisi
Bagi seorang supervisor, harus memahami terlebih dahulu sebagai apa posisinya dan apa tugasnya seorang supervisor tersebut. Posisi seorang supervisor adalah sebagai seorang atasan yang tugasnya itu membina dan mengarahkan guru-guru atau staf-staf sekolah untuk menjadi tenaga yang profesional. Adapun salah satu syarat awal bagi seorang pengawas dalam membina guru agar efektif yaitu dengan hubungan kolegial yang akrab dan bersahabat agar menimbulkan rasa kekeluargaan yang kuat sehingga seorang supervisor itu bukan untuk ditakuti tetapi untuk dicintai oleh para staf-stafnya. Kemudian dalam pembinaan ini antara seorang supervisor dan yang di supervisi tidak adanya sekat pembeda, artinya antara atasan dan bawahan saling bertukar pikiran dan menjalin suasana keakraban yang harmonis. Didalam sifat kepemimpinan, seorang pemimpin yang peduli terhadap bawahannya dan menjalin sebuah kekeluargaan didalam ruang lingkup wilayah kerjanya disebut sifat kepemimpinan Country Club.

5 . Jarak birokrasi antara ia sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya

Artinya jarak koordinasi atau jarak kedekatan antara seorang supervisor atau kepala sekolah dengan para guru yang ia pimpin. Biasanya jarak birokrasi seorang supervisor terhadap bawahannya sangat kecil jaraknya karena seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa seorang supervisor melakukan pembinaan terhadap bawahannya melalui hubungan yang kolegial atau akrab dan bersahabat.

6. Pengawasan profesional merupakan sebuah jasa layanan dalam bentuk bantuan yang professional
Supervisi Pendidikan
Pengawasan profesional yang dilakukan kepada guru-guru merupakan sebuah jasa layanan pembinaan yang berbentuk bantuan profesional kemudian nantinya akan berakibat pada meningkatnya kualitas mengajar bagi para guru yang mendapat supervisi atau layanan jasa tersebut.

7. Sekat hubungan harus direduksi sekecil mungkin

Sekat hubungan atau pembatas hubungan antara kepala sekolah dan guru harus di reduksi sekecil mungkin hal ini juga akan menunjang keberhasilan jasa layanan supervisi pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah oleh karen itu sejak awal guru harus menjadi kerabat kerja yang akrab bagi kepala sekolah.

8. Tidak dirasakan adanya penghalang birokrasi yang menjadi pemisah

Jika telah menjalani suasana kerja yang akrab antara kepala sekolah dan guru maka tidak akan dirasakan lagi adanya penghalang birokrasi yang menjadi pemisah antara atasan dan bawahan.

9. Sebagai supervisor harus mengetahui lebih dahulu dan lebih jelas dibanding guru tentang apa yang akan di bina

Jadi sebagai supervisor harus mengerti terlebih dahulu apa yang harus di bina untuk guru, kemudian memahami dengan cara apa guru itu di bina dan mengaplikasikan hasil pemikiran tentang pembinaan guru tersebut. Jadi seorang supervisor ini lebih mengetahui tentang pembinaan yang dilakukannya dari pada seorang guru yang menjadi objek pembinaan tersebut.

10. “yang lebih tinggi membina yang lebih rendah, yang yunior memperoleh pembinaan dari yang senior, pembinaan diberikan dalam suasana kerja yang harmonis”

Maksud dari pernyataan diatas adalah yang mempunyai jabatan tinggi membina yang jabatannya lebih rendah, seperti kepala sekolah sebagai supervisor membina guru-guru melalui bantuan profesional yang akan meningkatkan kualitas mengajar seorang guru tersebut dan pembinaan yang dilakukan oleh seorang supervisor diberikan dalam suasana kerja yang harmonis bukan suasana kerja yang menegangkan.

11. Kesadaran guru untuk saling mengingatkan akan tugas masing-masing

Hal diatas merupakan salah satu faktor lain yang memengaruhi keberhasilan kepala sekolah membina guru dalam kegiatan supervisi profesional, karena ketika mereka mempunyai kesadaran untuk saling mengingatkan kepada sesama guru akan tugasnya masing-masing terjadi saling memberi saran dalam suasana kekeluargaan yang informal, harmonis, dan terbebas dari hubungan yang kaku.


12. Resmi tapi tidak terlalu serius

Segala kegiatan yang dilakukan antara kepala sekolah dan guru dilakukan dengan suasana kekeluargaan yang akrab dan harmonis sehingga hubungan yang terjadi ini resmi tapi tidak terlalu serius.

13. Dapat lebih baik dalam menjalankan tugasnya dari yang tampak sedang dilakukannya

Suasana kekeluargaan yang di bina antara kepala sekolah dan guru menjadikan upaya perbaikan kualitas mengajar guru dapat berjalan dengan lancar dan terbuka baik kepada kepala sekolah dengan guru maupun guru dengan kepala sekolah yang berakibat pada kualitas guru yang lebih baik dalam menjalankan tugasnya di ukur dari cara mengajar yang dilakukannya.

14. Tetapi sebagai sesama profesi yang setara

Didalam kerjasama yang harmonis kepala sekolah dan guru tidak melihat antara atasan terhadap bawahan melainkan dapat dilihat melalui profesi yang dijalankannya yaitu sebagai tenaga pendidik.

15. Cape dan stress atau sedang tegang

Guru dapat di bina dengan efektif melalui suasana yang informal, dalam keadaan baik, akrab, penuh kesadaran, sehingga kepala sekolah mengetahui suasana itu dan diciptakannyalah suasana yang riang tidak dalam keadaan yang cape dan stress atau malah sedang tegang.

      Supervisi sebagai pengawasan profesional untuk membina guru mempertinggi kinerjanya, karena supervisi merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian peningkatan situasi belajar mengajar, memberdayakan guru dan mempertinggi kualitas mengajarnya. Adapun beberapa faktor yang memperkuat supervisi sebagai pengawasan profesional yang membina guru untuk mempertinggi kinerjanya yaitu :
Supervisi sebagai pengawasan profesional
• Setiap guru memiliki kemampuan lebih dari standar yang ditampilkan
• Guru memiliki cadangan kapasitas yang belum dikembangkan (dominium terae)
• Guru mempunyai kelebihan yang dapat dikembangkan untuk memperbaiki teman sekerjanya
• Adanya tuntutan dari peserta didik, orangtua, stakeholders pendidikan, persaingan, IPTEK.
 M.Rifai (1982:20) mengemukakan bahwa supervisi merupakan pengawasan yang lebih profesional dibandingkan dengan pengawasan umum karena perkembangan kemajuan pendidikan yang membutuhkannnya. Sedangakan pengawasan umum hanya bersifat sebagai alat untuk memaksimalkan kinerja sesuai dengan tujuan kemudian mengontrol dan memeriksa apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan fungsinya. Di dalam supervisi terdapat sebuah pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan kinerjanya sebagai pendidik yang profesional, selain itu supervisi mendorong guru lebih berdaya, dan situasi belajar-mengajar menjadi lebih baik, pengajaran menjadi efektif, guru menjadi lebih puas dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini semakin membuktikan bahwa perbedaan antara supervisi layanan profesional dengan pengawasan umum itu sangat berbeda karena supervisi adalah pengawasan yang profesional.

Supervisi merupakan kegiatan membantu meningkatkan kemampuan profesional guru dalam memperbaiki situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. (Oteng Sutisna 1983; Assosiation For Supervison And Curriculum Development, ‘ASCD’ 1987; Djam’an Satori 1997; Sergiovanni & Starratt, 1993; Suharsimi Arikunto, 2004). Supervisi dilakukan secara profesional untuk membina guru meningkatkan kualitas mengajarnya dengan suasana yang bersahabat antara supervisor dengan bawahannya, sedangkan orang yang melakukan pengawasan kontrol atau inspeksi selalu mencari-cari kesalahan dalam melakukan pengawasan dan tidak adanya pembinaan didalam melakukan inspeksi berbeda dengan ketika seorang guru sedang di supervisi oleh kepala sekolah dan guru tersebut di bimbing dan di bina agar kinerjanya dalam mengajar semakin meningkat. Supervisor biasanya selalu terlihat ramah kepada bawahannya dan selalu menciptakan suasana akrab dan riang sedangkan seorang pengawas selalu bersikap dingin dan di takuti oleh bawahannya sehingga jika sedang terjadinya pengawasan maka situasi menjadi tegang dan sangat serius. Apakah itu supervisi atau kontrol inspeksi.

Konsep dari supervisi yaitu mengutamakan suasana kekeluargaan dalam upaya perbaikan kualitas mengajar guru agar berjalan lancar dan terbuka antara guru dan kepala sekolah dan bertujuan untuk menjadikan guru lebih baik dalam menjalankan tugasnya dengan berupa kerjasama yang harmonis bukan sebagai atasan dan bawahan tetapi sebagai sesama profesi yang setara sehingga akan lebih melekat bila suasananya informal, ketika guru yang dibina dalam keadaan baik, akrab, penuh kesadaran, dan terciptanya suasana riang. Sedangkan kontrol inspeksi sangat berbanding terbalik dengan konsep supervisi yaitu situasi yang diciptakan oleh adanya inspeksi adalah suasana stress dan menegangkan. Pengawas dalam melakukan inspeksi berperan dalam mempelajari keadaan dan kondisi sekolah, dan pada lembaga terkait, kemudian berperan pula dalam melakukan penelitian mengenai keadaan sekolah secara keseluruhan baik pada guru, siswa, kurikulum tujuan belajar maupun metode mengajar, dan sasaran inspeksi adalah menemukan permasalahan dengan cara melakukan observasi, interview, angket, pertemuan-pertemuan dan daftar isian tugasnya yaitu mensupervisi kinerja kepala sekolah, kinerja guru, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya, manajemen sekolah, dan aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan moral, kerjasama dengan masyarakat.





BAB III
PENUTUP


1.      Kesimpulan

Jadi dalam jurnal penelitian ini terkait dengan supervise menjelaskan tentang konsep supervisi layanan profesional untuk melakukan pembinaan terhadap guru agar guru tersebut kualitas mengajarnya semakin meningkat dan semakin profesional dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar. Dijelaskan pula bahwa situasi yang akrab, kekeluargaan, dan riang yang diciptakan seorang supervisor dalam melakukan supervisi sangatlah efektif agar semakin membantu guru tersebut dalam memahami pembinaan yang di lakukan oleh supervisor tersebut. Kemudian perbedaan antara suppervisi dan pengawasan umum juga dibahas secara berkesinambungan.




DAFTAR PUSTAKA

Suhardan, Dadang, (2010) Supervisi Profesional, Bandung: AlfaBeta
Tim dosen Administrasi Pendidikan,2010 Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan
 http://devianiovie.blogspot.com/2011/04/supervisi-sebagai-pengawasan.html
 http://www.slideshare.net/NASuprawoto/kompetensi-supervisi-manajerial-kkps-3

0 komentar:

Posting Komentar